Jumat, 22 Oktober 2021

Manajemen SDM - Forum 8 : Menurunnya Kepuasan dan Komitmen Karyawan akibat Tidak Tuntasnya Proses Pengembangan Karir

 

Perusahaan memberikan kesempatan yang sama kepada karyawan dalam pengembangan karir. Dengan dasar pencapaian kinerja yang bagus dalam beberapa tahun, maka tak heran seorang karyawan akan memperoleh kesempatan untuk mengikuti assessment sebagai awal dari pengembangan karir promosinya. Perusahaan kami memiliki banyak area kerja, dimana karyawan yang mengikuti program pengembangan karir akan dipindahtugaskan di area kerja yang baru jika tidak ada slot di area kerja sebelumnya.

Di area kerja yang baru, karyawan akan diberikan kesempatan untuk menjadi leader dari sub-organisasi yang dipimpinnya dan manajer area akan melakukan evaluasi kinerjanya setiap bulan. Hanya saja sering terjadi tidak sinkron antara manajer area sebelumnya dengan manajer areanya saat ini, ditambah lagi dengan tidak adanya koordinasi dari manajer head office, sehingga program pengembangan karir karyawan tersebut terputus dan tidak tuntas. Akibatnya, evaluasi kinerja yang dilakukan menjadi mis-leading dan menghambat promosi dari karyawan tersebut. Sering ditemukan, manajer areanya saat ini memiliki tuntutan kerja yang terlalu tinggi dan memberikan pekerjaan berlebihan yang bukan menjadi tanggungjawabnya sehingga membawa dampak negatif dalam meningkatkan stress karyawan. Hal ini menyebabkan seolah-seolah karyawan tersebut mengalami penurunan kinerja setelah dipindahtugaskan ke tempat baru sehingga tidak ada lagi justifikasi yang kuat untuk mendukung program promosinya berlanjut. Untuk memenuhi ambisinya, justru manajer mendatangkan karyawan dari site lain untuk mengisi posisi leader di sub-organisasi tersebut sehingga secara tidak langsung menutup peluang karir yang dimiliki karyawan yang sebelumnya mengikuti program pengembangan karir. Selain itu, leader yang mengambil posisi tersebut sama sekali tidak memiliki background sesuai dan dalam kesehariannya dinilai kurang disiplin, sehingga tidak ditemukan kepemimpinan yang menginspirasi anggota sub-organisasinya.


Kejadian ini menyebabkan turunnya kepuasan karyawan tersebut terhadap perusahaan karena masalah keadilan (terutama promosi) dan faktor stress karena tuntutan pekerjaan yang berlebihan. Selain itu, akibat faktor kepemimpinan yang buruk, terjadilah perubahan komitmen karyawan tersebut yang semula memiliki Affective Commitment (ditunjukkan dengan kinerjanya yang maksimal di area sebelumnya) menjadi Continuance Commitment, yang berpotensi besar meninggalkan perusahaan jika menemukan perusahaan lain yang dapat memenuhi semua kebutuhannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar