Jumat, 22 Oktober 2021

Manajemen Marketing - Forum 5 : Transformasi Digital Disney


Transformasi digital merupakan salah satu bentuk dari transformasi bisnis. Transformasi digital menjadi suatu keharusan bagi bisnis. Alasan pertama adalah perubahan yang tidak bisa dihindarkan. Pernah dengar digital disruption? Era digital telah merubah kebiasaan kita sehari-hari, mulai dari cara kita bekerja, cara kita belajar, dan masih banyak lainnya. Alasan kedua, adanya pandemi covid-19, mempercepat dan memaksa kita untuk masuk pada kebiasaan baru, terutama pada aspek tingkat penggunaan media digital yang semakin tinggi, seperti : virtual meeting dan streaming online (film, news, dll).

Raksasa perusahaan hiburan Amerika Serikat (AS), Disney menyampaikan pada Agustus 2021 bahwa layanan streaming online Disney+ mengalami perkembangan pesat di tengah pergulatan perilisan film dengan pandemi virus corona varian delta yang menyebabkan bioskop ditutup sementara. Jumlah pelanggan Disney+ bertambah dua kali lipat dari 57,5 juta pada tahun sebelumnya menjadi 116 juta pada tahun ini. Di seluruh lini, Disney+, ESPN+ dan Hulu telah memperoleh total 174 juta pelanggan. (CNBC, Aug-21). Perolehan yang sangat fantastis jika dibandingkan dengan kompetitornya, Netflix. Disney berhasil menempatkan brand positioning nya secara tepat. Prioritas yang sekaligus menjadi point of difference atau keunggulan Disney dibandingkan dengan para kompetitor adalah dalam hal menceritakan “kisah-kisah hebat” dan memenangkan hati para pemirsa dengan memanfaatkan waralaba terkenal seperti Marvel Cinematic Universe, film dan pertunjukan Star Wars, serta fitur dan film animasi Pixar. Mengingat sifat pandemi yang berkepanjangan dan tidak dapat diprediksi, Disney telah menemukan cara alternatif untuk menghadirkan film-filmnya kepada konsumen saat bioskop tutup. Disney terus memanfaatkan semua opsi yang tersedia ke depan, belajar dari wawasan yang diperoleh dari setiap rilis dan terus berinovasi sesuai dengan itu, Target Disney Plus sendiri adalah lebih dari 100 judul film baru per tahun. Ini termasuk dalam kategori Animasi Disney, Disney Live Action, Marvel, Star Wars, dan National Geographic. Disney berfokus pada konten yang kuat, yang diyakini akan terus mendorong pertumbuhan layanan streaming ini.

Untuk target pasar Indonesia, kehadiran Disney+ Hotstar di Indonesia pun diperkirakan menjadi pemicu peningkatan pelanggan layanan streaming film berbayar (SVOD) di Nusantara. Strategi Disney+ Hotstar untuk merangkul pasar Indonesia membawa pengaruh besar. Sejak awal masuk Indonesia, Disney+ Hotstar langsung menjalin kerja sama eksklusif dengan salah satu penyedia jaringan terbesar, Telkomsel. Dengan demikian, Telkomsel dapat menawarkan paket langganan Disney+ saat penggunanya membeli data. Secara harga, tarif langganan Disney+ Hotstar di Indonesia pun dipatok lebih rendah ketimbang Netflix. Untuk satu bulan berlangganan Disney+ Hotstar, pengguna hanya perlu membayar sekitar Rp20-30 ribu per bulan. Netflix mematok harga hingga Rp54-153 ribu per bulan. Dari segi konten, Disney+ tak hanya menyediakan film dan serial dari Disney, Fox, Marvel, LucasFilm, Pixar, dan National Geographic, tapi juga 250 film lokal Indonesia. Merujuk pada riset Media Partners Asia (MPA), pada Jan-21 bahwa 20 persen dari waktu penggunaan Disney+ Hotstar di Indonesia memang berasal dari konten lokal Indonesia yang diakuisisi, sehingga strategi akuisisi konten lokal Disney memperkuat daya tarik konsumen Indonesia. Jadi kesimpulannya, merupakan keputusan yang tepat ketika Disney menggeser model bisnis nya yang berfokus pada jasa layanan streaming, dimana di Indonesia Disney memiliki beberapa keunggulan dibanding para kompetitornya, yaitu : harga lebih ekonomis, memiliki konten yang kuat yang bekerjasama dengan penyedia ternama dan menyajikan ratusan film lokal Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar